Sabtu, 26 Desember 2015
KAMIKAZE : PENGORBANAN MULIA PRANJURIT JEPANG PADA PD-II
*What is Kamikaze?
Kamikaze merupakan serangan bunuh diri yang dilakukan oleh angkatan udara kekaisaran Jepang pada saat perang dunia ke -II terhadap kapal laut sekutu. Pilot-pilot kamikaze tergabung p
dalam kesatuan khusus bunuh diri tokubetsu kougeki tai (特別攻撃隊) yang secara harafiah diartikan sebagai unit serangan khusus. Kemudian disingkat menjadi tokkoutai (特攻隊) . Nama “Kamikaze” sendiri sudah ada dalam legenda Jepang tentang angin topan dewa yang telah menyelamatkan Jepang dari invasi Mongol tahun 1281. Pada waktu itu, Jepang diserang oleh Mongol dan kaisar berdoa demi mendapatkan bantuan ilahi agar bisa mengalahkan mereka. Sebagai jawaban dari doanya, angin topan datang menghanccurkan dan menenggelamkan kapal mongol sehingga membuat pasukan mongol kalah. Orang-orang Jepang yang menyaksikan hal itu kemudian menyebut angin topan tersebut "kamikaze" atau angin ilahi.
Pada saat PD-II,Sebelum pasukan kamikaze dibentuk, kejadian serupa kamikaze pernah dilakukan oleh Pilot pesawat udara ketika pesawat mereka rusak. Mereka lebih memilih menabrakan diri sebagai pilihan terakhir karena tidak mau mengambil resiko ditangkap oleh musuh. Bunuh diri dadakan seperti ini dilakukan oleh kedua negara baik angkatan udara Jepang maupun sekutu. Pada serangan Jepang ke Pearl Harbour di Desember 1941, seorang Letnan Fusata Iida tercatat menabrakkan pesawatnya yang telah tertembak ke arah Stasiun Kanoehe. Sebelum dia lepas landas, Iida telah memberitahu rekan-rekannya bahwa jika pesawatnya mengalami kerusahan parah, dia akan melakukan serangan bunuh diri terhadap musuh.
Pada saat perang dunia ke-II, pasukan pengebom Jepang memborbardir pangkalan Perang Pearl Harbour milik Amerika Serikat di pulau Oahu, Hawaii, barat Honolulu. Karena dalam kondisi yang tidak siap, pihak jepang dengan mudah menyerang pangkalan.Akibatnya ratusan kapal perusak dan kapal induk hancur dan tenggelam. Tidak hanya itu, ribuan korban jatuh di pihak Amerika Serikat, baik militer maupun sipil, sehingga membangkitkan amarah Amerika Serikat yang semula bersikap netral pada Perang Dunia II kemudian menjalin kerja sama dengan sekutunya untuk melawan Jepang di pertempuran pasifik. Pada 8 Desember 1941 Kongres Amerika Serikat menyatakan perang atas Jepang.
Pada tanggal 4 Juni dan 7 Juni 1942 tercatat dalam sejarah dimana pertempuran besar di pasifik terjadi (atau disebut pertempuran midway) antara sekutu dan Jepang. Dalam pertempuran ini Jepang sekutu dengan telak meredam serangan Angkatan Laut dan udara milik Kekaisaran Jepang dan mengakibatkan kerugian besar-besaran dari pihak Jepang. Pada 15 Juli tahun 1944, Saipan, pangkalan militer penting milik jepang Jepang jatuh ke tangan Sekutu. Penguasaan atas pangkalan militer Saipan memungkinkan pasukan sekutu untuk menggunakan pesawat pembom Jarak Jauh Superfortress B-29 untuk membumi hanguskan pulau jepang dan kemudian menduduki Filipina yang lokasinya strategis dan berada di ladang minyak antara Asia Tenggara dan Jepang. Ketika Pasukan Sekutu menyerang Pulau Suluan,Untuk memulai Pertempuran Leyte Gulf , kondisi angkatan laut Jepang yang sudah habis dan armada udara Jepang pada saat itu yang hanya mempunyai 40 pesawat tempur dan satu pesawat pengintai tidak memungkinkan Jepang bisa bertahan dan menyerang sekutu. Dalam kondisi darurat seperti ini, munculah ide "Kamikaze" yang dicetuskan oleh Vice Admira Kimpei Teraoka (Kepala staf komandan Angkatan Laut Jepang di Filipina) dan kemudian dilaksanakan oleh Vice Admiral Takejiro Onishi yang kemudian dikenal sebagai Bapak Kamikaze.
Vice Admiral Takijiro Onishi memutuskan membentuk Suatu kesatuan serangan bunuh diri yaitu Special Attack Air Force kamikaze yang terdiri dari pesawat-pesawat tempur Zero yang dipersenjatai bom 250 kilogram dan pilot-pilot yang berani mati. Dia menjelaskan bahwa pilot kamikaze harus menabrakan pesawat ke kapal sekutu, sehingga kekuatan udara Amerika serikat tidak mengganggu armada laut Jepang.
Pada bulan agustus 1944, pilot kesatuan udara Jepang menunjukan semangat mereka dalam pertempuran dengan membuat taktik skip booming atau teknik pengebooman lompat dengan cara terbang diatas ketinggian 200-300 kaki sebelum melepas bom. Teknik ini berbeda dengan kamikaze karena peluang untuk selamat masih ada. Sedangkan peluang selamat dari Kamikaze adalah nol.
Komander Asaiki Tamai Menyatakan bahwa sekelompok pilot muda berbakat sebanyak 23 orang yang sudah dilatihnya Akan segera bergabung dengan Special Attack Air Force kamikaze.Dari situlah kamikaze resmi terbentuk. Yukio Seki terpilih menjadi pilot kamikaze yang ke 24 dalam unit kamikaze pertama ini. Ada empat kesatuan unit serangan kamikaze yang pertama ini yaitu Unit Shikishima,Unit Yamato, Unit Asahi, dan Unit Yamazakura. Nama-nama itu di ambil dari sebuah puisi patriotik yang di buat oleh sarjana klasik Jepang Motoori Norinaga.
Yukio seki adalah pilot pesawat pengebom berbasis kapal induk yang telatih. Seki lulus dari Akademi AL pada tahun 1941, kemudian pada tahun 1944 ia masuk penerbangan AL Kasumigura di prefektur Ibaraki (Axell & kase, 2002:40-49)
Dalam buku Kamikaze: Japan's Suicide Gods, misi Kamikaze sebenarnya terbatas hanya pada serangan pertama di Filipina pada bulan oktober 1944. Namun, kamikaze tetap digunakan untuk misi-misi selanjutnya dan tetap berfokus untuk menenggelamkan dan merusak kapal-kapal sekutu terutama kapal induk amerika.
perekrutan dan training
Setelah perang pasifik, Jepang telah banyak kehilangan ratusan angkatan udara untuk dijadikan pilot kamikaze. Oleh karena itu militer Jepang merekrut mahasiswa atau pemuda Jepang untuk menjadi pilot Kamikaze. Sejak tahun 1873, Jepang mewajibkan pemuda berusia 20 tahun keatas untuk mengikuti wajib militer. Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh militer Jepang untuk menjadikan pemuda-pemuda wajib militer sebagai pilot Kamikaze. Militer di Jepang sangat kuat, karena setengah anggaran belanja negara digunakan untuk kepentingan militer.
Selain itu, Pemujaan bangsa Jepang terhadap Kaisar yang anggap sebagai perwakilan Tuhan di Jepang, kemudian dimanfaatkan oleh militer Jepang. ( Benedict, 1982:37). Militer melakukan propaganda yang ditujukan untuk seluruh masyarakat Jepang. Dalam propagandanya, Jepang menjelaskan misi dan visi Jepang adalah untuk memuliakan jalan kekaisaran dan militer dibangun untuk melaksanakan keinginan kaisar dan melindungi bangsa dan negara Jepang. Propaganda lainnya yang memanfaatkan ajaran Shinto, yaitu orang-orang yang meninggal akan menjadi dewa.Para pemuda Jepang yang ikut berperang dan gugur dalam medan perang akan menjadi dewa dan mati bagi negara adalah suatu kehormatan besar. Militer Jepang juga membuat slogan seperti " Ichioku tokkoutai" yang berarti ratusan juta orang sebagai pasukan penyerang khusus. Selain itu, propaganda anti sekutu beredar diseluruh Jepang dimana isinya berupa tujuan Jepang berperang adalah untuk melawan iblis amerika dan Inggris. Berbagai koran dan radio juga mulai memberitakan unit kamikaze beserta misi-misinya, dan banyak pilot yang menyetujui bahwa kamikaze adalah jalan terakhir dan satu-satunya cara untuk melawan kehebatan militer sekutu.
Alhasil dari propaganda-propaganda tersebut, banyak pemuda baik dari universitas maupun golongan pelajar Sekolah menengah dan atas mendaftar sebagai relawan pasukan bunuh diri Kamikaze. Kapten Motoharu Okamura mengatakan bahwa mereka bagaiakan ribuan lebah yang datang. Lebah mati setelah mereka menyengat. Kebanyakan mereka adalah pemuda yang sedang mengikuti wajib militer.Para pemuda ini percaya bahwa kematian mereka sebagai bentuk cinta untuk orang tua, keluarga dan kaisar.Dalam film Wings of Defeat menyatakan bahwa ada sekitar 4000 pilot Kamikaze yang menabrakan diri ke kapal sekutu. 3000 diantaranya merupakan pemuda dan pelajar. Pilot termuda dari AD Jepang rata-tata berusia 17 tahun. Bahkan ada beberapa yang baru saja menamatkan diri dari bangku Sekolah dasar dan menengah direkrut oleh militer unntuk menjadi pilot kamikaze.
Relawan-relawan ini kemudian dikumpulkan dalam sebuah camp dan didoktrin untuk berani mati demi Jepang. Setiap hari mereka harus mengikuti kuliah umum selama dua jam dan hasilnya banyak yang tambah berkobar semangatnya dan adapula yang terpaksa karena tidak ingin di asingkan oleh teman-temannya. Dalam kuliah tersebut, dikenalkan prinsip Bushido yang berarti kesetiaan dan semangat perang. Kesetiaan pada Pemerintahan Jepang dan semangat perang yang ditekankan pada pilot Kamikaze.
Pada saat survey, para calon pilot diminta untuk menuliskan nama mereka dalam survey yang terdiri atas tiga pilihan : benar-benar ingin, berharap dan tidak berharap. Militer Jepang hanya memilih para pilot yang melingkari pilihan benar-benar ingin bergabung. Dan karena banyak remaja yang mendaftar , militer jepang memilih orang-orang dengan nilai terbaik yang lebih dahulu bertugas ( Sasaki, 1999: 1821)
training
Para calon pilot tersebut dilatih kurang lebih 30 hari untuk mempersiapkan penyerangan terhadap kapal sekutu.Namun terkecuali jika kekurangan bahan bakar atau serangan mendadak dari amerika, latihan akan di tunda hingga bulan berikutnya. Menurut Takeo Kasuga dalam suratnya, pelatihan pada umumnya terdiri dari pelatihan yang sangat berat ditambah hukuman fisik yang kejam dan menyiksa sebagai rutinitas sehari-hari. Mereka dipukuli hingga bentuk wajah mereka tidak dikenali lagi dan tidak mampu untuk berdiri lagi.Latihan yang sangat keras namun jatah makanan yang diberikan sangat sedikit. Seorang calon pilot kamikaze Irokawa, hanya karena melihat kua tahun baru diatas meja, dia dipukuli sebanyak puluhan kali, sehingga bibirnya sobek dan giginya rubuh. Selain itu mereka juga dihukum karena diduga makan dirumah petani yang lokasi rumahnya tidak jauh dari Camp militer. Pada saat musim dingin, mereka dipaksa untuk duduk selama tujuh jam dilantai beton yang dingin dan menerbangakan pesawat di tengah badai salju berketinggian 1500 kaki sehingga ada beberapa calon pilot yang belum siap atau amatir meninggal pada saat training karena pesawat mereka terjatuh. Dalam buku harian dan catatan pilot Kamikaze, menunjukan hampir semua anak muda yang awalnya menyatakan keinginan mereka untuk melindungi negara, menjadi kurang bahkan hilang patriotik saat dilatih di pangkalan.
Calon penerbang juga diberi petunjuk yang rinci bagaimana mereka harus berpikir, siap dan menyerang dan juga titik atau bagian manakah yang harus diserang.Selain itu, mereka harus menjaga kesehatan dan melatih spiritualitas. Hal ini dimaksudkan agar pilot secara fisik dan mental siap untuk mati. Pesawat mereka tidak dirancang untuk mendarat. Setiap pilot Kamikaze, seperti juga pilot unit lain yang terbang di daerah tak bersahabat, diberikan sepucuk pistol untuk mengakhiri hidup mereka jika mereka beresiko tertangkap oleh musuh. Para pilot Kamikaze tidak diharapkan untuk kembali. Para pilot ini juga harus berhati-hati ketika lepas landas. Tidak mudah untuk membawa bom seberat lebih dari 500 pon yang sudah dirancang khusus akan meledak jika bereaksi dengan kontak langsung apapun.
Pilot-pilot diantarkan menuju misi mereka dengan upacara khusus dengan pembacaan puisi yang dahulu dibaca para samurai sebelum melakukan harakiri (tradisi bunuh diri dengan memotong perut demi kehormatan). Penduduk pulau Kikaishima menjelaskan bahwa pilot-pilot pasukan Kamikaze menghamburkan bunga dari pesawat mereka sebagai salam perpisahan. Dikatakan juga bahwa pilot-pilot muda Kamikaze biasa terbang ke arah Tenggara Jepang sebelum berangkat ke arah target. Mereka melakukan ini agar bisa memberi hormat kepada gunung Kaimon, lambang perpisahan mereka dengan tanah air mereka.
Semangat Bushido dalam Kamikaze
Bushi” berarti ksatria dan “Do” artinya jalan. Bushido dapat diartikan sebagai jalan kehormatan yang harus ditempuh oleh orang Jepang untuk menyempurnakan hidup. Bushido (武士道?), secara Harfiah “jalan prajurit”, adalah kata dalam bahasa Jepang untuk cara hidup samurai, cara hidup dengan konsep ksatria. Bushido (Kanji: 武士道 “tatacara ksatria”) juga diartikan adalah sebuah kode etik kepahlawanan golongan Samurai dalam feodalisme Jepang. Samurai sendiri adalah sebuah strata sosial penting dalam tatanan masyarakat feodalisme Jepang. Secara resmi, Bushido dikumandangkan dalam bentuk etika sejak zaman Shogun Tokugawa.Makna bushido itu sendiri adalah sikap rela mati negara/kerajaan dan kaisar. Biasanya para samurai dan Shogun rela mempartaruhkan nyawa demi itu,jika ia gagal,ia akan melakukan seppuku (harakiri).Terdapat beberapa sumber untuk pedoman dari Bushido. Sumber pertama adalah agama budha. Di agama budha terdapat tiga prinsip dasar yaitu rasa tenang, percaya pada takdir dan penyerahan diri pada penghinaan yang tidak terelakkan pada pasangan kehidupan yang dekat dengan kematian serta ketabahan dan ketenangan dalam menghadapi bencana. Zen adalah sumber yang lain dari Bushido. Zen mengaplikasikan kontemplasi dan berusaha secara konstan untuk mencapai keunggulan sehingga untuk mencapai tingkat pemikiran yang berada di luar jangkauan ekspresi verbal. Agama Shinto juga salah satu sumber dari Bushido. Pada ajaran agama Shinto, menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi sesuatu dengan menghindari perbuatan dosa/kesalahan.
salah satu aspek penting dalam Bushido adalah “Gagah berani”. Gagah berani tidak hanya diartikan secara fisik tetapi juga melakukan suatu keberanian secara benar, dilakukan pada saat yang tepat. Siapa saja dapat berada ditengah-tengah pertempuran dan mungkin dapat terbunuh, hal ini biasanya disebut dengan “kematian yang sia-sia.” Mengutip dari kalimat pangeran Mito yang menyatakan bahwa “Ini suatu keberanian yang benar pada hidup dan mati jika dilakukan dilakukan dengan cara yang benar.”
Saat perang dunia kedua, dalam kondisi yang kritikal, tentara Jepang kerap dirasuki semangat Bushido: loyal dan menjunjung tinggi kehormatan sampai mati.Semangat ini merupakan warisan utama dari tradisi Samurai – para pejuang yang menjadi pendahulu mereka. Mereka berjuang demi kehormatan bangsa dan Kaisar, kalau perlu sampai menyerahkan nyawa.Mereka akan berjuang habis-habisan dengan seluruh skill dalam berlaga. Meski kaum Samurai hanya hidup antara tahun 905 hingga pengujung abad ke-12, semangatnya masih tertanam dalam sanubari kebanyakan orang Jepang, hingga sekarang.
Rabu, 09 Desember 2015
命のドアをノックする - 落日
By : 増田壮太
(Indonesian Lyric by Lia Ishihara)
歌詞 :
自由に... 穏やかに...
やさしく死ねたらいい
僕の感じたすべての事
誰かに伝えられたらいい
Dengan bebas....Dalam ketenangan......
Seharusnya bisa mati dengan Perlahan...
Seharusnya bisa mati dengan Perlahan...
Semua hal..Yang dirasakan....
Seharusnya di ungkapkan kepada siapapun...
小鳥も今日は おやすみ
風もお山へ おかえり
Hari ini...Ucapkan selamat tidur kepada burung kecil...
Dan kepada angin, selamat Kembali ke pegunungan....
宇宙が生まれる 前の姿にもどって暮らそう
Hiduplah tanpa kata dan raga...
Kembalilah hidup Seperti dahulu Kala...
Saat alam semesta di lahirkan
小鳥のように 無意味に
風のように 流れて
Tak berarti ..bagaikan burung kecil..
Berhembus....bagaikan angin...
もう一度 愛を 夢みて
あの日のように 抱かれて
Sekali lagi, bermimpi tentang cinta
Menggenggam.....
Seperti hari itu..
Menggenggam.....
Seperti hari itu..
good night ..............................
good night ..............................
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Langganan:
Postingan (Atom)